Jumat, 10 Juni 2011

Sejarah Terbentuknya Pecinan Semarang


             Pembantaian orang Tiongoa pada 9-12 Oktober 1740 di Batavia. Batavianers, pada tahun 1740 terjadi suatu peristiwa berdarah yang berhubungan dengan Kali Besar. Selama beberapa waktu, imigran Tionghoa banyak yang datang ke Batavia menjadi buruh industri gula, sehingga lama kelamaan mengakibatkan kelebihan sumber daya manusia dan banyak buruh yang menganggur di tahun 1730. Kejatuhan industri gula saat itu pun memengaruhi suplai dunia akibat membludaknya gula Malabar (India), yang berakibat semakin banyaknya pekerja Tionghoa yang menganggur kala itu. Akibatnya, VOC merespons dengan serangkaian penahanan dan deportasi imigran Tionghoa serta memberlakukan sistem izin huni yang mewajibkan seluruh orang Tionghoa di Batavia untuk membawa bukti administrasi, jika tidak akan terkena risiko penahanan.
Kenaikan jumlah penahanan imigran Tionghoa di bawah sistem baru, penahanan semena-mena oleh VOC, dan kombinasi dengan praktek korupsi dan pungli yang memeras kaum Tionghoa, memicu kalangan buruh Tionghoa untuk bereaksi dengan mempersenjatai diri dan kemudian menyerang pabrik gula untuk melampiaskan kemarahan mereka terhadap VOC. Mereka terus bergerak kemudian melanggar perbatasan tembok kota, dan berniat melakukan serangan umum.Namun, Batavianers, serangan itu dengan mudah dipatahkan oleh VOC yang lebih unggul persenjataannya. Tanggal 9-10 Oktober 1740 VOC di bawah komando Gubernur Jendral Adriaan Valckenier dan kolaboratornya, melampiaskan dendam dengan menyerang pemukiman dan pusat bisnis Tionghoa yang dihuni kurang lebih 7.000 orang Tionghoa.
Estimasi total korban tewas di seluruh Batavia sendiri paling sedikit 10.000 orang.Pemerintah VOC memang tidak memerintahkan pembantaian secara resmi, namun membiarkan aksi pembantaian itu terjadi. Di tahanan kota saja, 500 orang Tionghoa juga digiring satu persatu untuk ditembak mati. Selama seminggu, Batavia penuh dengan api dan Kali Besar serta beberapa kanal di Batavia dibanjiri dengan darah dan mayat orang Tionghoa. Salah seorang pemimpin pejuang Tionghoa adalah Kwee Lak Kwa, yang kewalahan  karena menghadapi kekuatan VOC di Batavia menghindar ke Cirebon, kemudian Tegal, akhirnya di Semarang.

Minggu, 05 Juni 2011

Sinopsis Pecinan Punya Cerita


          Berawal dari sebuah “pintu anti nyasar” yang ditemuinya ketika sedang tersesat, Sang turis dibawa menuju sebuah kawasan yang belum pernah ia ketahui sebelumnya. Turis tersebut kemudian menyusuri “kawasan baru” tempatnya dipijak. Dengan mengikuti langkah kakinya yang tidak menentu, sang turis dibawa ke sebuah petualangan yang memberikan banyak pengetahuan bagi dirinya. Apa sajakah yang terjadi dalam petualangannya di tempat asing? Dan pengetahuan apakah yang didapatkannya di tempat asing tersebut? Mari saksikan “Pecinan Punya Cerita” yang dipersembahkan oleh Punakawan Productions.

Minggu, 22 Mei 2011

Latar Belakang Pemilihan Tema


Dalam tugas Teknik Komunikasi terdapat dua tema yang dapat dipilih, Wisata Budaya Nusantara dan Bencana alam Indonesia. Pemilihan tema ini akan menentukan pembuatan x-banner, video dan lanin sebagainya dalam memenuhi tugas Teknik Komunikasi.

Kelompok 4 memilih tema Wisata Budaya Nusantara dengan judul Pecinan Punya Cerita. Tema ini diambil karena video yang akan kami buat berhubungan dengan salah satu wisata budaya di kota Semarang, yaitu Pecinan. Kami akan menjelaskan terbentuknya kawasan pecinan yang ada di Kota Semarang dan budaya yang ada di sana. 

Selain itu, alasan yang mendasari kami untuk memilih tema Wisata Budaya Nusantara dan mengambil judul Pecinan Punya cerita adalah banyaknya penduduk Kota Semarang dari etnis Tionghoa. Keunikannya adalah mereka berkumpul di suatu wilayah di Kota Semarang dan kemudian wilayah tersebut berkembang sedemikian pesat hingga saat ini yang disebut Pecinan (Chinatown). Dalam perkembangannya, mereka juga membawa kebudayaan dari negeri asal mereka yaitu Tionghoa dan kemudian diakulturasikan dengan beberapa kebudayaan di Indonesia. Hal ini menarik kami untuk membuat film dengan memasukkan sejarah orang Tionghoa yang masuk ke Indonesia di Kota Semarang.